Butet Melahirkan dalam Pasungan....
Desakan
warga yang berujung pada penganiayaan terhadap Samsudin Purba, ayah
Siti Nuryalina Purba oleh oknum TNI, memaksa keluarga Purba memasung
Butet -demikian Siti Nuryalina dipanggil- di dalam kamar berukuran dua
kali dua meter.
Di kamar yang dindingnya terbuat
dari kayu dan berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya itulah Butet
melalui hari-harinya dengan kaki kiri dirantai. Kepedihan hidup Butet
tak berhenti sampai di sini. Suatu malam, saat tertidur, segerombolan
pemuda tidak dikenal menjebol dinding papan tempat Butet dipasung. Butet
pun diperkosa bergilir oleh pemuda-pemuda keji di kampungnya.
"Butet menceritakan kejadian
tersebut kepada kami, namun kami tak percaya karena menganggap Butet
masih gila. Hingga akhirnya Butet hamil," kata Ibu Butet, Bungani Boru
Saragih Munthe sambil melap air matanya saat menuturkan kisahnya kepada
Tribun, Rabu (19/1/2011) kemarin.
Lagi-lagi lantaran alasan
keuangan, orangtua Butet tidak pernah memeriksakan puterinya ke bidan.
Hingga saat pagi, mereka dikejutkan tangis seorang bayi dari kamar
Butet. "Malam itu hujan kami tidak mendengar suara atau jeritan Butet.
Padahal saat itu, Butet tetap dalam pasungan. Kami pun hanya memanggil
dukun beranak untuk membantu persalinan Butet," kata Bungani sambil
menarik nafas dalam-dalam.
Tak sempat menimang anaknya,
orangtua Butet menyerahkan anaknya kepada famili yang belum mempunyai
anak. Berharap anak Butet diurus dengan baik dan dapat hidup normal.
Untuk menghindari perbuatan keji dari pemuda setempat, Butet pun
dipindahkan orangtuanya ke tempat lain, namun masih di sekitar Kota
Cane, Aceh Tenggara.
Sejak saat itu orangtua Butet
berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkan Butet. Tanah, rumah, dan semua
harta benda yang dimiliki Samsudin Purba dijual. Mulai dari paranormal
hingga dokter medis sudah didatangkan. Tapi Butet tak kunjung sembuh.
Bahkan, saat dibawa ke Rumah
Sakit Jiwa di Medan, Butet hanya bertahan dua minggu, karena ia kerap
disetrum. Butet pun dikembalikan ke pasungannya. Sejak Samsudin Purba
meninggal dunia 2005 lalu, Butet pun tak pernah lepas dari pasungan.
Sialnya, Butet kembali diperkosa
oleh orang tak dikenal. Janda Bungani lalu membawa Butet dan tiga
anaknya pindah ke Huta Bah Liran, Nagori Siborna, Kecamatan Pane,
Simalungun. Sudah lima tahun hidup di Simalungun, pasung Butet pun tak
pernah dilepas. Meskipun kondisinya lebih baik. Bisa diajak bicara oleh
tetangga dan tak pernah mengalami perkosaan lagi.