Bebas Diabetes, Atur Pola Tidur?
Oleh: Dahlia Krisnamurti
Gaya Hidup - Senin, 9 Mei 2011 | 22:39 WIB
Sebuah studi baru-baru ini meyimpulkan, tidur yang berkualitas dan cukup bisa membantu menstabilkan gula darah. Itu sebabnya orang yang menderita diabetes disarankan menata pola tidurnya.
Dalam jurnal Diabetes Care, para peneliti dari University of Chicago mengungkapkan, penderita diabetes yang memiliki pola tidur buruk memiliki kadar glukosa lebih tinggi dan lebih sulit mengendalikan penyakitnya.
Para peneliti membandingkan 40 penderita diabetes melitus dengan 531 orang sehat. Para peneliti ingin mengetahui kaitan potensial antara kualitas tidur, kadar gula darah dan penanda lain yang menunjukkan diabtes terkontrol.
"Kami menemukan pada orang diabetes, ada kaitan antara kualitas tidur yang buruk dengan kadar gula darah yang tinggi. Kaitan itu tidak kami dapatkan pada orang yang tidak menderita diabetes," kata seorang peneliti, Kristen Knutson.
Dalam risetnya, Knutson memantau tidur para responden dengan memasang monitor aktivitas yang dipasang di tangan."Bila tangan banyak digerakkan berarti sedang terjaga," katanya. Para responden juga melaporkan kualitas tidur mereka.
Tim peneliti menemukan orang yang diabetes yang mengalami gangguan tidur memiliki kadar gula darah puasa 23% lebih tinggi, kadar insulin puasa 48% lebih tinggi dan resistensi insulin 82% lebih tinggi dibanding dengan penderita diabetes namun pola tidurnya normal.
Menanggapi hasil riset ini, Dr.Joel Zonszein, direktur Clinical Diabetic Center, di New York, AS, mengatakan kaitan antara kadar glukosa dan pola tidur bagaikan 'telur dan ayam'.
"Sulit menentukan apakah kadar gula darah yang tinggi disebabkan karena kualitas tidur yang buruk atau pasien yang memiliki kadar glukosa tinggi tidak bisa tidur dengan nyenyak, atau ada penyebab lain," kata Zonszein.
Ia juga menyebutkan, penderita diabetes biasanya kegemukan dan berat badan berlebih akan mengganggu kualitas tidur. Obesitas juga berkaitan dengan sleep apnea atau henti napas sejenak saat tidur.
Namun Zonszein dan Knutson sependapat, penderita diabetes harus lebih memperhatikan pola tidurnya. "Mengurangi stres adalah salah satu cara mendapatkan tidur yang nyenyak," pungkas Zonszein. [mor]
Dalam jurnal Diabetes Care, para peneliti dari University of Chicago mengungkapkan, penderita diabetes yang memiliki pola tidur buruk memiliki kadar glukosa lebih tinggi dan lebih sulit mengendalikan penyakitnya.
Para peneliti membandingkan 40 penderita diabetes melitus dengan 531 orang sehat. Para peneliti ingin mengetahui kaitan potensial antara kualitas tidur, kadar gula darah dan penanda lain yang menunjukkan diabtes terkontrol.
"Kami menemukan pada orang diabetes, ada kaitan antara kualitas tidur yang buruk dengan kadar gula darah yang tinggi. Kaitan itu tidak kami dapatkan pada orang yang tidak menderita diabetes," kata seorang peneliti, Kristen Knutson.
Dalam risetnya, Knutson memantau tidur para responden dengan memasang monitor aktivitas yang dipasang di tangan."Bila tangan banyak digerakkan berarti sedang terjaga," katanya. Para responden juga melaporkan kualitas tidur mereka.
Tim peneliti menemukan orang yang diabetes yang mengalami gangguan tidur memiliki kadar gula darah puasa 23% lebih tinggi, kadar insulin puasa 48% lebih tinggi dan resistensi insulin 82% lebih tinggi dibanding dengan penderita diabetes namun pola tidurnya normal.
Menanggapi hasil riset ini, Dr.Joel Zonszein, direktur Clinical Diabetic Center, di New York, AS, mengatakan kaitan antara kadar glukosa dan pola tidur bagaikan 'telur dan ayam'.
"Sulit menentukan apakah kadar gula darah yang tinggi disebabkan karena kualitas tidur yang buruk atau pasien yang memiliki kadar glukosa tinggi tidak bisa tidur dengan nyenyak, atau ada penyebab lain," kata Zonszein.
Ia juga menyebutkan, penderita diabetes biasanya kegemukan dan berat badan berlebih akan mengganggu kualitas tidur. Obesitas juga berkaitan dengan sleep apnea atau henti napas sejenak saat tidur.
Namun Zonszein dan Knutson sependapat, penderita diabetes harus lebih memperhatikan pola tidurnya. "Mengurangi stres adalah salah satu cara mendapatkan tidur yang nyenyak," pungkas Zonszein. [mor]
sumber: inilah.com