PENCULIKAN GADIS

Posted on
  • by
  • in
  • Label:
  • AMSTERDAM – Sementara gerakan gerilya Kolombia FARC mengumumkan akan menghentikan penculikan, negara-negara lain justru dihadapkan pada angka penculikan yang kian meningkat.
    Hingga sekarang belum ada kabar dari warga Belanda yang diculik di Mali dan Filipina. Seberapa besar sebenarnya industri penculikan global dan apa yang bisa dilakukan terhadapnya?
    Marianne Moor, pakar penculikan dari organisasi perdamaian IKV Pax Christi, tahu banyak soal masalah ini. Dia berbicara khusus pada Radio Nederland, RNW.
    “Kolombia adalah negara induk penculikan. Gerombolan di negara-negara Amerika Latin lainnya meniru metoda yang dipakai negeri tersebut. Juga ada kerja sama antara gerombolan Kolombia dan gerombolan di negara-negara Amerika Latin lainnya.
    Walaupun tidak ada angka-angka yang jelas, tapi masalah ini terjadi di seluruh dunia. Di pesisir Timur China banyak sekali kasus penculikan. Jumlah kasus penculikan meningkat pesat dasawarsa belakangan.”
    PEMERASAN
    Secara tradisi, penculikan adalah hasil kasus pemerasan. Jika pihak tertentu tidak membayar, maka konflik bisa berakhir dalam penculikan. Bagi pelaku, aksi itu mahal dan sangat berisiko, demikian Moor. Harus ada sarana yang jelas untuk menculik dan menyembunyikan seseorang.
    Trend terbaru dalam industri penculikan adalah apa yang disebut “penculikan kilat”, kata Moor.
    “Penculikan kilat bisa merupakan perampokan yang berjalan kacau dan berlangsung selama satu hari. Kadangkala itu juga bisa merupakan penculikan yang berlangsung tidak lebih dari 36 jam. Uang tebusan yang dibayar tidaklah besar.
    Di Amerika Latin, makin banyak orang miskin menjadi korban penculikan. Penculikan kilat tidak mahal. Untuk 100 dolar, orang sudah dapat dibebaskan. Uang yang dibayar itu biasanya diambil dari tabungan keluarga.”
    Jumlah penculikan di dunia meningkat, karena sangat menguntungkan pihak pelaku.
    “Kami melihat bahwa dalam dua puluh tahun belakangan, industri penculikan membiayai perang di beberapa negara di dunia. Melihat hal ini maka tidak ada cara lain daripada mengatakan di depan umum bahwa anda tidak akan membayar.”
    ASURANSI
    “Industri” penculikan bisa bertahan karena adanya asuransi khusus yang menutup ongkos penculikan, kata Moor.
    Menurut penasihat asuransi, Gerrit-Jan Doorneweerd, masalahnya tidak separah itu. “Tidak banyak asuransi seperti ini, apalagi di Belanda. Lagipula asuransi semacam itu mahal, karena peran penengah dan fasilitas lainnya pun harus dibayai.”
    Hal itulah yang dipermasalahkan Moor. “Mediator mahal diterbangkan ke sebuah negara. Mereka tidak banyak tahu soal konteks dan lebih berfokus pada pembayaran dan penyelesaian cepat. Pihak asuransi mungkin bisa cepat menyelesaikan masalah yang dihadapi, tapi pada jangka panjang, masalah bagi rakyat semakin besar. Jadi sebaiknya jangan pakai cara itu.”
    Doorneweerd tidak sependapat. “Anda kan tidak berpikir bahwa orang di Somalia berkata: ‘Ah, dia pasti punya asuransi penculikan, dia saja yang diculik!’ Saya yakin itu bukan cara kerja mereka.”
    Namun menurut Moor, itulah cara kerja mereka. “Di Kolombia dibangun blokade jalan di mana orang ditarik dari mobilnya. Pihak penculik memeriksa pada laptop, siapa yang diasuransi. Mereka tampaknya punya penyusup di perusahaan asuransi. Kolombia sempat melarang asuransi penculikan selama beberapa waktu.”
    Moor menganjurkan tidak memakai asuransi, apalagi membayar penculik. “Di tingkat lokal seringkali ada LSM atau gereja yang banyak tahu soal kasus ini. Mereka bekerja secara cuma-cuma dan berunding dengan serius. Uang tebusan yang dibayar jauh lebih sedikit, dan kadangkala sama sekali tidak perlu dibayar.
    Dengan begitu, aktivitas macam itu jadi kurang menguntungkan pihak penculik.” (RNW/dms)

     Sumber : http://www.poskotanews.com


    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...